Sudahkah kamu tahu atau pernah mendengar istilah ” gap year ” ?

Istilah ini memang sering diidentikkan dengan jeda satu tahun setelah lulus SMA/sederajat atau sebelum memasuki perguruan tinggi.

Di Indonesia, gap year cenderung dihubungkan dengan kegagalan dalam seleksi masuk PTN sehingga mereka terpaksa untuk menunda pendidikan tinggi mereka dan mengikuti seleksi PTN kembali tahun depan.

Padahal, makna gap year tidaklah sesempit itu, sobat. Mari kita ulik lagi tentang arti dari gap year.

Apa itu Gap year?

Gap year merupakan sebuah periode yang digunakan oleh seseorang untuk beristirahat atau mengambil jeda dari sebuah rutinitas tertentu, biasanya dilakukan oleh pelajar sebelum memasuki perguruan tinggi.

Istilah gap year ini pertama kali muncul di Jerman pada era Perang Dunia I. Kala itu, banyak pemuda Jerman yang memutuskan untuk bepergian keliling Eropa sebagai proses pendewasaan dan demi menemukan jati diri mereka.

Pada dasarnya, gap year bukan sekadar keterpaksaan, melainkan merupakan sebuah pilihan.

Pelajar di seluruh dunia pada umumnya mengambil gap year untuk beristirahat dari segala kesibukan di bangku pendidikan menengah dan mempersiapkan diri mereka untuk pendidikan tinggi nantinya.

Bahkan, gap year ini disambut baik dan banyak didukung oleh berbagai universitas di negara-negara Barat.

Manfaat dan Risiko Memilih Gap Year

Mengapa gap year dianggap baik untuk calon mahasiswa? Pastinya setiap keputusan yang diambil selalu ada dampaknya. Adakah risiko yang harus ditanggung? 

Dampak ini bisa berupa positif (sebagai manfaat atau keuntungan) atau juga negatif (sebagai risiko atau kerugian).

Berikut ini adalah 8 dampak berupa manfaat dan risiko yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kamu dalam memilih gap year.  

1. Waktu yang Tepat Mematangkan Cita – Cita

Daripada hanya ikut teman atau asal pilih jurusan yang mudah dijangkau, gap year mungkin menjadi kesempatan yang tepat untuk mempertanyakan kembali tujuanmu dengan matang.

Hal ini berlaku dan cocok untuk kamu yang masih bingung terhadap cita – cita atau goals ke masa depan

Gap year selama kurang lebih satu tahun akan memberikan waktu bagi kamu untuk benar-benar menentukan hal yang menjadi kesenanganmu.

Di luar sana, banyak orang yang tidak benar-benar mempertimbangkan jurusan dan karier sebelum memulai pendidikan tinggi mereka.

Karena salah memilih tujuan atau jurusan bisa berdampak buruk ke masa depanmu.

Baca: Calon Mahasiswa, Hindari 5 Kesalahan dalam Memilih Jurusan

Oleh karena itu, kesempatan gap year ini bisa menjadi kesempatan emas bagi kamu untuk mempertimbangkan kembali bidang apa yang akan kamu tekuni.

Jangan sampai kamu salah jalan dan terjebak dalam karier yang tidak kamu senangi.

2. Baik untuk Kesehatan Mental

Langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah menempuh pendidikan menengah atas bukan berarti tidak baik bagi kesehatan mental kamu.

Hanya saja, bagi sebagian orang merasa kelelahan dalam mengikuti pendidikan formal selama 12 tahun dan langsung dilanjut ke masa perkuliahan yang jauh lebih menantang.

Gap year bisa jadi merupakan jalan keluar yang tepat.

Jika kamu merasa bahwa dirimu sedang membutuhkan jeda untuk beristirahat dan mengembalikan kembali kondisi mentalmu, gap year bisa menjadi bahan pertimbangan.

Kamu tidak perlu terlalu terburu-buru dan seolah-olah dipaksa untuk langsung melanjutkan pendidikan.

Daripada memaksakan diri untuk hal-hal yang menyulitkan dirimu sendiri, lebih baik lakukan hal lain yang memang benar-benar kamu butuhkan tanpa merasa mendapatkan paksaan. 

3. Bekerja untuk Pengalaman dan Mendapat Penghasilan

Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa tentu saja membutuhkan biaya yang tidak murah, mulai dari biaya tempat tinggal, belanja bulanan, buku, dan keperluan pribadi lainnya. 

Jadi kamu bisa memutuskan bekerja dulu, secara part time atau freelance, atau bekerja secara online agar kamu juga tetap punya kesempatan belajar untuk mempersiapkan diri untuk kuliah tahun depan.

Yang penting tujuan utama kamu untuk kuliah ke tahun depannya, jangan sampe hilang dan sirna.

Jika kamu bekerja selama masa gap year kamu, bukan tidak mungkin penghasilan kamu itu dapat digunakan untuk menunjang kebutuhanmu sebagai mahasiswa nantinya.

Baca juga: Mengapa Harus Kuliah? Apakah Masih Penting? Berikut 5 Alasannya

4. Melakukan Hal Bermanfaat di Lingkungan

Sumber: www.pexels.com

Pada masa awal kuliah, perubahan hidup yang dialami oleh mahasiswa baru secara tiba-tiba bisa jadi menjadi tantangan sendiri.

Namun, hal tersebut mungkin saja tidak berlaku bagi kamu yang memanfaatkan gap year untuk melakukan banyak kegiatan di berbagai tempat baru.

Dengan mengikuti organisasi atau menjadi relawan, pengalaman dan pengetahuan akan meningkat.

Tuntutan hidup mandiri dan tanggung jawab yang dibebankan kepadamu selama berkegiatan akan semakin menjadi nilai tambah bagimu.

Kamu tidak akan terlalu kaget ketika harus tinggal sendiri dan melakukan tanggung jawab di dunia perkuliahan nantinya. 

Hal inilah yang akan membedakan kamu dengan mahasiswa baru lainnya yang belum pernah mencicipi pengalaman berharga sepertimu.


Poin – poin di atas bisa jadi keuntungan atau manfaat untuk kamu, namun berikut risiko atau kerugian yang kamu alami jika memilih gap year.

5. Perasaan Tertinggal Mungkin akan Menghampirimu

risiko memilh gap year dibanding langsung kuliah
Sumber gambar: pexels.com

Tidak dapat dipungkiri, perasaan semacam ini memang kerap kali muncul dan membuat kamu merasa sedih.

Apalagi, ketika teman-teman sebayamu sudah sibuk dengan kegiatan mereka sebagai mahasiswa sedangkan kamu masih belum merasakannya,

Pada awalnya, perasaan ini akan sangat mengganggumu dan mungkin ada perasaan iri, karena kamu berbeda dengan teman – teman seangkatanmu.

Namun, percayalah, perasaan negatif ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.

Hal yang harus tetap diingat adalah tetap fokus pada tujuan dan prioritasmu, bukan terus mempertanyakan sejauh mana pencapaian orang lain dibandingkan kamu.

6. Mendapat Penilaian yang Kurang Baik dari Orang Lain

Sebagai orang yang memilih untuk menempuh jalan yang lain dari kebanyakan, kamu akan dihadapkan kepada penilaian orang tentang dirimu.

Hal ini karena kebanyakan dari mereka memang tidak paham makna gap year sebagai sebuah periode yang sangat bermakna bagi kamu.

Sebagai salah satu senjata untuk melawan stigma negatif ini adalah dengan menunjukkan hasil pencapaian kamu selama gap year.

Baca juga: 5 Pilihan Untukmu Jika Gagal SBMPTN

Orang lain mungkin tidak akan terlalu peduli dengan perjuangan dan segala tantangan yang kamu hadapi sejauh ini. Namun, kamu bisa membuat mereka terpukau dengan prestasi kamu.

Tunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak bisa diremehkan hanya karena pilihanmu untuk menempuh gap year

7. Hilang Fokus dan Malas Belajar

Ya, memilih untuk mengambil gap year berarti kamu akan menghabiskan hari-harimu dengan rutinitas yang 180 derajat berbeda dengan rutinitas kamu yang sebelumnya merupakan pelajar.

Apalagi, bagi kamu yang tidak mengikuti bimbel selama gap year.

Sepanjang tahun, hari-harimu akan dilalui tanpa jadwal pelajaran, tugas yang menumpuk, ujian, atau laporan praktikum yang banyak menguras otak.

Kamu menjadi terbiasa dan merasa nyaman untuk menjalani kehidupan tanpa beban pendidikan samacam itu.

Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi kamu ketika kembali melanjutkan pendidikan.

Ini bisa jadi membuat kamu hilang fokus dan jadi malas belajar.

Jika kamu memiliki kendala ini, maka tujuanmu untuk masuk ke jurusan dan PTN favorit akan sirna.

8. Gap Year Membutuhkan Biaya Lebih 

Tidak sedikit dari mereka yang melakukan gap year memiliki keinginan untuk berlibur dan bepergian selama mereka tidak menempuh pendidikan. 

Hal ini mungkin menyenangkan tapi tidak baik bagi kantong. Untuk itu, kamu sebaiknya memperhitungkan dengan baik pengeluaranmu selama gap year, ya!

Baca juga: Pilih Gap Year? Pertimbangkan 6 Hal ini Dahulu

Jika kamu memang sudah benar-benar yakin dengan bidang pilihan yang akan menentukan masa depanmu, langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bisa menjadi pilihan.

Apalagi, kamu memang sudah siap secara kompetensi, tujuan dan persiapan biaya – biaya kuliah nantinya.

Namun, jika kamu memang belum memilki pemahaman yang matang tentang dirimu sendiri atau belum tahu ke arah mana kamu akan membawa masa depanmu, gap year bisa menjadi pertimbangan.

Nah, itulah 8 manfaat dan risiko memilih gap year.

Semua pilihan ada di tanganmu. Jangan lupakan segala konsekuensinya juga, ya!


*) Artikel ini ditulis telah berdasarkan berbagai sumber referensi valid

Penulis Hana Palestri
Mahasiswi Universitas Gadjah Mada