Istilah Design Thinking ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi beberapa orang. Istilah ini memang cukup populer dan telah diadopsi banyak perusahaan raksasa di bidang teknologi untuk mengembangkan produknya. 

79% perusahaan tersebut mengatakan bahwa design thinking ini bisa meningkatkan proses berpikir kreatif mereka dan 71% mengatakan dengan adanya metode ini dapat mengubah budaya kerja mereka. 

Jadi, apa sih sebenarnya design thinking itu? Bagaimana karakteristik dan penerapannya?

Pada artikel ini kamu akan menemukan jawabannya dan dapat memahami design thinking lebih dalam lagi.

Pengertian Design Thinking

adalah sebuah metode untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang kreatif dan praktis dengan menitikberatkan kepentingan user (manusia) sebagai pengguna.

Jadi, dalam proses pemecahan masalahnya akan dipahami apa kebutuhan user dan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam setiap keputusan, Design Thinking ini penting untuk dilakukan karena dibuat berdasarkan apa yang benar-benar diinginkan oleh pengguna, bukan hanya asumsi atau pun data historis saja.

Dengan demikian, kamu dapat menghasilkan sebuah produk atau layanan yang disukai oleh lebih banyak user,  bahkan dapat mengubah hidup mereka. 

5 Proses Tahapan dalam Design Thinking :

Berikuti ini 5 langkah Design Thinking yang harus diikuti untuk bisa mendapatkan pemecahan masalah yang efektif :

1. Compromise / Pengenalan

Pada tahap ini, kamu harus berusaha mengenal, memahami keinginan, kebutuhan pengguna, dan tujuan mereka.

Selama tahap ini diharuskan mengesampingkan asumsi terhadap pengguna dan mulai menganalisis pandangan mereka sebanyak mungkin secara objektif.

Berikut cara yang dilakukan dalam tahap ini :

  • Pengamatan: Kamu akan berkonsultasi dengan pengguna dan mempelajari apa yang bisa menarik minat mereka.
  • Melakukan Interview : Diskusi dengan pengguna secara personal untuk mendapatkan pemahaman terhadap pandangan mereka secara lebih baik. Biasanya ketika seseorang mengalami masalah, mereka akan memberikanmu penjelasan secara terperinci.
  • Pendalaman : Tempatkan diri kamu pada posisi users untuk merasakan apa yang dialami adari point of view mereka

Dalam tahapan ini, kamu harus menggunakan empati karena sangat berguna untuk mengumpulkan semua data mendalam yang didapat dari wawancara.

Dengan cara ini, kamu juga dapat melihat apa yang pengguna itu lakukan, katakan, pikirkan, dan rasakan tentang suatu masalah. 

Baca: Berpikir Kritis, Manfaat dan Cara Melakukannya

2. Describe / Pendefinisian

Tahap selanjutnya adalah mendefinisikan masalah secara tepat setelah mengumpulkan semua data yang diperoleh pada tahap compromise tadi.

Ingat, kamu harus tetap fokus pada pengguna, bukan kepada tujuan bisnis perusahaan kamu saat mendefinisikan sebuah masalah.

Pernyataan masalah ini juga harus didasari oleh empati yang sebelumnya sudah dibahas.

Berikut cara yang dilakukan dalam tahapan ini :

Mengidentifikasi tema dan Mengelompokkan: Ada beberapa pendekatan untuk tahap ini.

Kamu harus membuat catatan hasil pengamatan dan mengumpulkan ide-ide hebat yang kamu dengar saat meneliti.

Urutkan dan kelompokkan ide tersebut sampai kamu bisa mengidentifikasi tema yang paling yang memungkinkan untuk dapat menyelesaikan masalah.

Analisis data dari empati tadi untuk mendapatkan sudut pandang dari berbagai pengguna.

Sebuah solusi yang lebih baik itu bisa juga datang dari hasil pengamatan kita terhadap bagaimana setiap pengguna bisa memecahkan masalahnya. Tidak semua masalah dari pengguna tersebut bisa kamu tentukan sendiri. 

Analisis data empati untuk menemukan tren dan masalah di berbagai spektrum individu. Sebuah solusi yang lebih baik mungkin datang dari mengeksplorasi bagaimana individu memecahkan masalah.

Tidak semua masalah penggunamu dapat kamu tentukan. Sadarilah aspek yang paling penting atau berpengaruh yang ingin kamu pertimbangkan saat kamu pergi.

3. Conceive / Pemahaman

Setelah kamu memahami user dan masalah yang dihadapinya, saatnya kamu mengumpulkan ide solusi yang kreatif untuk mengatasi berbagai masalah yang sudah didefinisikan sebelumnya.

Tahap ini juga perlu dilakukan untuk menghasilkan berbagai sudut pandang dan ide-ide yang baru. 

Tahap ideation dilakukan ketika masalah sudah diidentifikasi dan mulai mempertimbangkan solusi terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

Namun dalam merumuskan ide kreatif ini tidaklah mudah. Bisa jadi beberapa ide yang sudah menarik berakhir sia-sia. Oleh karena itu, di tahap ini penting untuk berpikiran “out-of-the-box

Banyak teknik yang bisa digunakan untuk ideation ini, antaranya brainstorm, brainwrite, worst possible idea, dan scramper.

Teknik tersebut biasanya digunakan untuk merangsang ‘pemikiran kritis’ tim kamu dan juga untuk memperluas ruang masalah.

Baca juga: Yuk, Belajar 6 Tahapan dalam Pembuatan Produk Digital

4. Prototype

Saatnya mencoba hal baru! Tim kamu akan menentukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi melalui beberapa uji coba dan eksperimen.

Secara garis besar, prototype merupakan produk yang kamu kembangkan dengan versi yang diperkecil, atau bisa juga dikatakan versi simulasi sehingga kamu dapat menunjukkannya kepada users (pengguna) dan mendapatkan umpan balik. 

Saat umpan balik pengguna dikumpulkan, rencananya adalah untuk meningkatkan prototipe solusi low-fidelity yang diusulkan secara bertahap. Membuat prototipe kertas pada awalnya dapat membantu kamu belajar dengan cepat dan dengan sedikit usaha.

Prototipe kamu harus menunjukkan apa yang berhasil dan apa yang tidak, untuk mengetahui apa yang berhasil.

Dalam siklus iteratif, itu dimodifikasi dan diperbarui tergantung pada input dari fase pengujian. Dengan membuat prototipe, kamu dapat dengan mudah membuat banyak solusi dan mengujinya secara paralel untuk menemukan solusi terbaik.

5. Testing

Semua upaya dan data digabungkan untuk menguji versi final dari produk tersebut. Namun perlu kamu ingat bahwa tahap pengujian ini tidak selalu menjadi tahap terakhir dalam design thinking

Seperti yang kamu lakukan selama fase compromise, kamu harus berinteraksi dan berbicara kembali dengan pengguna.

Namun bedanya, pada tahap ini kamu diharuskan untuk mendemonstrasikan prototype sebelumnya kepada pengguna. Gunanya untuk mendapatkan feedback mengenai apakah produk tersebut dapat menjawab kebutuhan dan mengatasi masalah mereka atau tidak.

Pengujian ini sangat penting dilakukan untuk mendeteksi kesalahan dan masalah kegunaan sejak awal. Pastikan penggunaan akhir produkmu menjadi fokus dari segalanya dan hasilnya bisa dikembangkan sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Kamu harus memastikan pengguna dapat memberikan feedback atau pertanyaan seputar proposal produk yang kamu hasilkan. Pada akhirnya dari langkah ini, semua detail produk bisa terjawab dan pengguna dapat memperoleh pemahaman sedalam mungkin terhadap produkmu.

Kesimpulan

Yang terpenting adalah menghindari perdebatan intelektual tentang design thinking karena itu menakutkan. Konsep desainmu akan menjadi lebih kuat ketika kamu menggolongkan dan mengaturnya menggunakan design thinking.

Agar proses design thinking berhasil, kamu memerlukan pengetahuan, latihan, ketekunan, dan kemampuan komunikasi yang efektif dan optimal untuk mempresentasikan produk sehingga tim atau perusahaan kamu dapat memahami agenda yang ingin kamu sampaikan. 

Agar kamu lebih mudah memahami dan terbantu, SlideUpLift telah menyediakan kumpulan Tema Google Slides yang menarik dan keren untuk membantu kamu menyampaikan dan mempresentasikan ide dan gagasanmu dengan lebih efektif.