Hai, sobat mahasiswa! 

Tahukah sobat di tengah persaingan dunia kerja, bukan hanya CV yang bisa membuatmu menonjol dibandingkan pelamar lainnya. 

Namun, portofolio juga menjadi penentu diterima atau tidaknya kamu dalam sebuah pekerjaan.

Apalagi buat kamu yang ingin melamar di perusahaan seperti industri kreatif atau startup sebagai content writer, photographer, programmer, dan lain-lain di zaman sekarang ini.

Melampirkan portofolio tentunya akan menjadi poin plus buat kamu dalam menunjukkan keahlian pada bidang yang kamu lamar. 

Sebagai mahasiswa, khususnya bagi yang sedang menempuh studi pada semester akhir, penting untuk mempersiapkan diri agar siap memasuki dunia kerja. 

Tentu saja persiapan yang dimaksud tidak bisa dilakukan sekejap mata karena diperlukan ketekunan dan konsistensi agar persiapanmu bisa berjalan dengan maksimal. 

Begitu pula dengan portofolio, kamu harus mempersiapkan berbagai hal. Apabila persiapan-persiapan sudah selesai, maka bisa saja selepas lulus, kamu bisa saja langsung siap memulai karir. 

Namun, banyak mahasiswa yang masih meremehkan persiapan yang harus dilakukan.

Oleh karenanya, agar kamu tidak kebingungan, berikut ini tips atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan portofolio yang baik sebelum terjun ke dunia kerja.

Check this out!

1. Desain yang Simpel

Saat membuat portofolio, kamu harus memastikan untuk membuatnya dengan sederhana dan nyaman untuk dilihat, ya.

Perhatikan template dan warna yang digunakan, jangan sampai membuat rekruter kesulitan dalam membacanya.

Beberapa hal penting yang patut sobat perhatikan dalam membuat portofolio adalah mencantumkan detail halaman, pemilihan font (usahakan jangan memakai banyak variasi font), dan pilih beberapa warna yang sesuai dengan konsep portofoliomu. 

Baca juga: 9 Tips Persiapan Karier sejak Masih Kuliah

2. Data Diri yang Singkat dan Jelas

tips mempersiapkan portofolio
Sumber: pexels.com

Meskipun sobat sudah melampirkan CV, tetapi tidak ada salahnya jika sobat memasukkan biodata di portofolio. 

Cukup mencantumkan secara singkat saja seperti data pribadi, contact person, pengalaman organisasi, volunteering, atau kerja, prestasi akademik atau non-akademik. Kalau kamu ada LinkedIn bisa dimasukkan, ya.

3. Buatlah Daftar Isi

Setelah melampirkan data diri, maka langkah berikutnya adalah membuat daftar isi. Hal ini diperlukan agar pembaca bisa melihat apa saja yang kamu masukkan dalam portofolio.

Pastikan daftar isinya sesuai dengan isi karya yang dimasukkan. Jika kamu memiliki pengalaman sebagai seorang penulis, maka cukup menuliskan list karyamu terkait kepenulisan di daftar isi. 

Agar memudahkan pihak rekruter, kamu bisa membaginya menjadi beberapa bagian.

Misalnya, News (untuk berita), Scientific Articles (publikasi artikel ilmiah seperti esai, paper, atau KTI), dan Content (website/media sosial).

Baca juga: Perbedaan CV dengan Resume, Mahasiswa Wajib Tahu

4. Beritahu Keterampilan dan Pengalaman

Dalam portofolio, kamu bisa menunjukkan keterampilan dan pengalaman melalui beberapa karyamu. Keterampilan ini sesuai dengan pekerjaan yang kamu lamar, ya. 

Jika kamu melamar di bidang desain grafis, maka cukup cantumkan pengalaman dan karyamu terkait desain.

Apabila kamu belum memiliki keterampilan atau pengalaman tertentu, maka bisa memulai mengikuti pelatihan, kegiatan organisasi, atau magang sesuai dengan minat dan bakatmu.

5. Sertakan Contoh Hasil Karya dan Deskripsi Singkat

Sumber: pexels.com

Untuk meyakinkan pihak rekruter, jangan lupa menyertakan hasil karyamu. Tanpa bukti dari hasil karya yang kamu miliki, portofolio tentu tidak lengkap.

Justru dengan menambahkan hasil karya tersebut lebih meyakinkan portofolio yang kamu miliki. Hasil karya tersebut dapat berupa gambar, video, karya tulis atau penghargaan.

Oh ya, hal penting lainnya adalah jangan lupa memberikan deskripsi singkat tentang karyamu. Hal ini bertujuan agar pembaca mengetahui lebih dalam mengenai karya yang kamu buat.

Sebagai contoh, kamu mempunyai karya desain berupa logo atau poster. Lalu, pada portofolio kamu nantinya bisa memasukkan gambar logo atau poster tersebut dan jelaskan apa makna, tujuan, proses pembuatannya secara singkat.

6. Melampirkan Testimoni dari Klien

Adapun di portofolio kamu bisa mencantumkan testimoni klien lho. Untuk testimoni ini bersifat kondisional. Jika kamu pernah bekerja atau magang di bidang desain, kamu bisa meminta testimoni dari para klien-mu.

Dengan adanya testimoni dari klien tersebut, menunjukkan bahwa kamu berkualitas dan dapat dipercayai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Baca juga: 8 Teknik yang Harus Kamu Kuasai Ketika Wawancara

7. Buatlah Portofolio versi Digital

tips mempersiapkan portofolio
Sumber: pexels.com

Walaupun membawa portofolio fisik dapat memudahkan pihak rekruter untuk melihat langsung karyamu, tetapi ada sebagian yang lebih menyukai portofolio bentuk digital. 

Portofolio digital ini penting karena bisa dijadikan sebagai cadangan jika rekruter tiba-tiba memintanya. Jadi, alangkah baiknya kamu sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari.

Apalagi di saat seperti ini yang sedang pandemi, dengan adanya portofolio digital tentunya lebih praktis dan fleksibel dipakai untuk melamar pekerjaan atau magang.

Nantinya, pada portofolio digital kamu bisa membagikan hasil karyamu dalam bentuk file pdf, alamat situs, bahkan QR Code untuk memudahkan pihak rekruter dalam melacak dan melihat hasil karyamu. 

Gimana? Keren, kan?

Untuk membuat portofolio digital tidaklah sulit karena saat ini sudah banyak situs online yang menawarkan jasa membuat portofolio digital dan tentunya gratis.

Nah, itulah tips mempersiapkan portofolio sebelum terjun ke dunia kerja, sobat.

Semoga beberapa tips di atas dapat membantumu mempersiapkan diri agar dapat membuat portofolio yang baik sebelum melamar pekerjaan. 

Jangan lupa like dan share artikel ini ke temanmu juga ya! Good luck!


*) Artikel ini telah ditulis berdasarkan beberapa referensi valid seperti situs media online yang terpercaya

Penulis Venisa Yunita Sari
Mahasiswi Universitas Tanjungpura