Halo, sobat Ruang Mahasiswa!
Selain universitas, sekolah kedinasan menjadi salah satu yang diminati bagi mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, khususnya bagi yang baru lulus di tingkat SMA/sederajat.
Nah, pada artikel ini, kami dari tim Ruang Mahasiswa akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan sekolah kedinasan dan universitas.
Sekolah kedinasan adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh berbagai instansi pemerintahan sebagai penyelenggara dan pelaksana pendidikan.
Baca juga: 5 Jenis Perguruan Tinggi di Indonesia, Ini Perbedaannya
Adapun lingkup pendidikan di sekolah kedinasan tidak jauh bahkan selaras dengan intansi pemerintahan penyelenggara tersebut.
Program studi yang tersedia tidak dapat dilepaskan dari kepentingan negara.
Jadi, sederhananya sekolah kedinasan dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah dalam pengoptimalan SDM dengan tujuan membantu program dan kinerja pemerintah kedepannya.
Bagi sobat Ruang Mahasiswa yang ingin menjadi abdi negara, sekolah kedinasan adalah tempat yang terbaik untuk mewujudkan hal tersebut.
Perbedaan Sekolah Kedinasan dan Universitas
Namun, sebelum mendaftar di sekolah kedinasan, sobat Ruang Mahasiswa harus mengetahui lebih jauh tentang perbedaan sekolah kedinasan dan universitas.
Yuk, simak ulasan dari poin – poin berikut ini di bawah ini!
1. Penyelengara Pendaftaran
Perbedaan pertama antara sekolah kedinasan dengan universitas dapat dilihat dari lembaga yang menaungi pendaftarannya.
Jika ingin mendaftar di PTN, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menjadi lembaga yang menyelenggarakan tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru.
Sementara jika kamu ingin masuk ke universitas swasta, kamu tinggal mendaftar saja ke kampus yang dituju.
Lembaga ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud).
Sedangkan jika ingin mendaftar di sekolah kedinasan, SSCAN DIKDIN adalah lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru di lingkup sekolah kedinasan.
Lembaga ini di bawah Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Namun, terdapat beberapa sekolah kedinasan juga untuk proses pendaftarannya tidak lagi melalui SSCAN DIKDIN, melainkan langsung dari instansi tersebut.
Contohnya saja Kementerian Kelautan Perikanan melalui lembaganya sendiri, yaitu BRSDM Pusdik KKP.
Baca juga: 16 Jenis Perguruan Tinggi Kedinasan Di Bawah Kementerian
2. Proses Seleksi
Bagi kamu yang ingin mendaftar di PTN akan dihadapkan dengan 3 kategori seleksi pada umumnya, yaitu:
- Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggu Negeri (SNMPTN)
- Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN).
- Ujian Mandiri
Sementara itu, proses seleksi pada sekolah kedinasan relatif lebih panjang.
Pada umumnya proses seleksi di sekolah kedinasan tidak jauh berbeda, yaitu:
- Tes Administrasi
- Tes Kesehatan
- Tes Kesamaptaan
- Tes Psikotes
- Tes Kompetensi
- Tes Wawancara
Baca juga: 10 Hal Penting tentang Seleksi Mandiri PTN
3. Tempat tinggal
Yah mahasiswa sekolah kedinasan, pada umumnya tinggalnya di asrama!
Ketika pengumuman sekolah kedinasan keluar, bagi mereka yang lulus akan tinggal dan di tempatkan di asrama kampus.
Berbagai sekolah kedinasan memiliki konsep asrama yang berbeda-beda. Ada yang barak juga ada yang kamar.
Tentunya asrama putra dan putri akan dipisahkan oleh pihak kampus, juga dengan keamanan yang ketat disediakan pihak kampus.
Keamanan ini bisa berupa security ataupun CCTV.
Bangun dan tidur dengan orang orang yang sama, mungkin menurut kamu adalah hal yang membosankan.
Tapi canda, sedih, dan kekeluargaan akan sangat mudah di dapatkan di asrama.
Namun tidak hanya di sekolah kedinasan, beberapa universitas di Indonesia juga menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswa mereka.
Tapi tetap memiliki perbedaan dengan sistem asrama di sekolah kedinasan.
Pada umumnya, mahasiswa di universitas mendapatkan kebebasan untuk memilih apakah akan tinggal dengan orang tua ataupun kost di sekitaran universitas mereka.
Hal ini berbeda dengan mahasiswa sekolah kedinasan yang di wajibkan tinggal di asrama kampus.
Baca juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan Kos Sendiri vs Kontrak Rumah Bersama
4. Senioritas
Apa yang terpikirkan oleh benak kamu ketika mendengar senioritas?
Alasan beberapa orang enggan berkuliah di sekolah kedinasan adalah karena adanya sistem senioritas.
Menurut pengertiannya “senioritas” adalah konsep sistem di mana yang lebih tua atau berpangkat harus di hormati oleh junior ataupun bawahannya.
Memang tidak dapat dipungkiri beberapa tahun belakang akhir banyak terjadi kekerasan di sekolah kedinasan dimana para senior dan junior menyalahartikan senioritas.
Namun untuk Sobat Ruang Mahasiswa, hal ini tidak lagi menjadi masalah, karena semua instansi penyelengara pendidikan sudah berkaca dan berbenah akan kejadian yang sudah berlalu.
Sementara itu, mahasiswa yang berkuliah di universitas juga mengalami yang namanya senioritas. Hanya saja, senioritas yang ada tidak sejelas di sekolah kedinasan,
Ketika menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas tentunya kamu akan mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Pada saat mengikuti PKKMB, secara tidak langsung mahasiswa tersebut sudah merasakan senioritas di universitas untuk pertama kalinya.
Pada dasarnya, senioritas dibuat agar terbentuknya kepribadian yang cakap dan tangguh serta sikap disiplin, sopan, dan saling menghormati.
Jadi untuk kamu yang masih ragu mendaftar di sekolah kedinasan dengan alasan senioritas, saat ini hal itu bukan lagi yang menakutkan namun hal yang membangun jati diri pribadi menjadi lebih baik lagi.
5. Sistem Akademik
Sistem akademik sekolah kedinasan dengan universitas sangatlah beda.
Jadwal akademik di sekolah kedinasan sangatlah padat karena dipengaruhi konsepsi sekolah kedinasan.
Hampir seluruh sekolah kedinasan ketika mahasiswanya lulus akan bergelar Sarjana terapan (D4), dimana dalam gelar sarjana terapan akan di melalui proses akademik dengan bobot 70% praktek & 30 teori.
Oleh karena itu, jadwal akademik di sekolah kedinasan sangat padat dan lebih diisi dengan kegiatan praktek.
Beberapa sekolah kedinasan juga menerapkan minimal target IP tiap semesternya.
Ketika tidak memenuhi target, akan mendapat sanksi. Juga menerapkan sistem drop out (DO) bagi mereka yang tidak mengikuti peraturan kampus terutama dalam hal akademik.
Hal ini berbeda dengan universitas, dimana mahasiswa dibebaskan berpakaian saat berkuliah dan sistem akademiknya tidak seketat di sekolah kedinasan.
Universitas menerapkan komposisi kurikulum 60% teori dan 40% praktek dan tidak menerapkan minimal IP tiap semester nya.
Waktu kuliah di universitas juga fleksibel, ada kelas pagi, siang, sore bahkan ada juga kelas malam.
Hal yang mencolok antara universitas dengan sekolah kedinasan adalah mahasiswa di universitas bisa cuti atau gap year sedangkan di sekolah kedinasan tidak diperbolehkan.
6. Peluang Karir
Mengenai peluang karir sekolah kedinasan dan universitas ketika lulus nanti tentunya ada perbedaan.
Lulusan sekolah kedinasan akan mendapatkan kemudahan untuk berkarir.
Kebanyakan ulusan sekolah kedinasan akan diangkat oleh Pemerintah menjadi Abdi Negara, yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan golongan tertentu sesuai dengan program sarjana yang diambil.
Namun beberapa sekolah kedinasan tidak menerapkan ikatan dinas seperti sekolah kedinasan naungan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pertanian (Kementan).
Nantinya lulusannya akan mandiri menentukan karir sesuai passion masing-masing bisa menjadi Abdi Negara, pengusaha, konsultan, peneliti dll.
Sedangkan lulusan dari universitas tidak ada yang menerapkan ikatan dinas ketika lulus, mereka bebas dan secara mandiri menentukan karir mereka, terkecuali ada ikatan dinas bersama beasiswa yang diraih sewaktu kuliah.
Nah, itulah artikel ulasan seputar perbedaan sekolah kedinasan dengan universitas. Mudah – mudahan bermanfaat dan menambah wawasan kamu ya.
Bagaimana sobat Ruang Mahasiswa? Berminat bergabung menjadi bagian sekolah kedinasan? atau ingin menjadi mahasiswa di universitas?
Tunggu artikel kami selanjutnya di mana kami akan membahas beberapa topik menarik lainnya tentang sekolah kedinasan dan perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia, ya!
*) Artikel ini telah ditulis dengan beberapa sumber referensi yang valid
Penulis Jeki Anderson Nababan
Mahasiswa Politeknik Ahli Usaha Perikanan
Sorry Point no 5, ada juga PTN yang menerapkan standar IP setiap semester bahkan dengan standard nilai tententu jika sudah di ulang tapi tetep sama.