Medan, Indonesia: Gerakan Nasional 1000 Startup Digital melaksanakan program Hack4id tahun 2023 di Universitas Sumatera Utara, dengan menggandeng Ruang Mahasiswa sebagai mitra kolaborasi.
Hack4id merupakan program hackacton yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, sebuah program yang digunakan Kominfo untuk membantu para pelaku industri dalam merealisasikan ide-idenya.
Kegiatan Hack4id ini dilaksanakan di 13 Hub pelaksana Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Untuk wilayah Sumatera Utara, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), tepatnya di Aula Fisip USU pada (27-28/5).
Hack4id kali ini menggandeng beberapa pelaku industri IT dan Startup seperti Dana, Blibli, Kepul, HealthBeats, Sirka, Ayangku dan lainnya.
Pada program Hack4id, 1000 Startup Digital menghadirkan Ronaldi Tumanggor, CEO dan Founder Ruang Mahasiswa sebagai mentor sekaligus juri.
Denny, Regional Operation Manager Gerakan Nasional 1000 Startup Digital wilayah Sumatera Utara mengaku percaya dengan kompetensi yang dimiliki oleh Ronaldi selaku CEO dan Founder dari Ruang Mahasiswa.
“Saya memilih Ruang Mahasiswa sebagai kolaborator karna memang saya mengenal mas Ronaldi Tumanggor secara pribadi.
Saya telah bekerja sama dengan beliau di beberapa kegiatan sebelumnya. Beliau merupakan orang yang kompeten dan mahir di bidangnya. Saya juga merasa bahwa hatinya ada di sini membantu para mahasiswa untuk semakin berkembang,” jelas Denny.
Kegiatan Hack4id ini dilaksanakan selama 2 hari. Pada hari pertama, para peserta akan mendapatkan pemahaman mengenai tantangan, permasalahan, solusi, serta cara menentukan sprint goal untuk mengembangkan bisnis.
Baca juga: Pengusaha Startup Motivasi Mahasiswa untuk Ciptakan Bisnis Sejak Dini
Pada hari kedua, peserta akan mengikuti workshop pitching. Pitching merupakan proses mempresentasikan ide bisnis dihadapan pihak seperti juri, calon mitra dan investor untuk mendapat akses kolaborasi dan pendanaan.
Setelah workshop, para peserta akan mendapatkan mentoring kembali dari para mentor sebelum mempresentasikan ide bisnis mereka di hadapan dewan juri.
Dalam kesempatan kali ini, mahasiswa diharapkan mampu berpikir dengan metode design thinking untuk menciptakan solusi dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dimas, salah seorang peserta dalam acara Hack4id kali ini mengatakan, acara ini mengajarkan bagaimana cara bekerja sama, memproses ide, hingga mengembangkannya menjadi sebuah ide startup.
“Dari acara ini kita belajar bagaimana cara bekerjasama, mengembangkan, memproses, sebuah ide hingga menjadi ide startup.
Bukan dari langkah yang besar, tetapi langkah-langkah yang kecil inilah yang kemudian akan menghantarkan kita menuju kesuksesan,” Jelas Denny.
Baca juga: 5 Startup Pendidikan Terpopuler Karya Indonesia
Dimulai dari langkah tersebut, Buchari, Kepala Badan Pengembangan, Riset, dan Inovasi (BPRI) USU berharap, nantinya para peserta dapat terus konsisten dalam mengembangkan ide-ide yang sudah ada.
“Pesannya adalah konsisten dalam berbisnis, kembangkan dan sempurnakan ide yang sudah terbangun. Lewat proses pitching tadi, mahasiswa tentu belajar cara meyakinkan juri, atau nantiya meyakinkan investor untuk bisa mendapatkan pendanaan dari pihak investor,” pungkas Buchari.
Dunia startup memang sudah mulai menjamur di berbagai wilayah. Namun, membangun startup bukanlah perkara yang mudah. Akan ada banyak tantangan yang harus dilewati.
Ronaldi, mentor dan juri dalam acara kali ini mengungkapkan, mahasiswa yang ingin membangun startup harus dapat menemukan titik masalah untuk mendapatkan solusi.
“Mahasiswa yang ingin buat startup itu, kalau bisa saran temukan titik masalahnya dulu dengan skop yang lumayan besar.
Jadi harus mengidentifikasi masalahnya berapa banyak dan seberapa mendesak gitu, kemudian kalau sudah dapat solusi jangan berhenti di solusi. Karna value dari startup itu adalah eksekusi,” tutup Ronaldi.