Di suatu hari yang terik, seorang gadis yang kerap disapa Amel, mengunggah video dirinya menyanyi lagu “Diamonds are a Girl’s Best Friend” karya Marilyn Monroe, secara acapella. Kualitas videonya jelek, sama seperti video acapella lainnya di Instagram paraning_kata.

Walaupun jumlah engagement-nya sangat sedikit, seorang produser dan rapper asal San Francisco mengajaknya berkolaborasi di kolom komentar. Maka secara daring, Amel dan musisi yang dikenal dengan nama panggung Mudhir itu membuat sebuah single dengan judul “Live life boujee”.

Paraning Kata memiliki nama asli Amelia Yusmanetti Catalina. Dia lahir di Bandar Lampung, 3 Juni 2001. Paraning Kata mewarisi bakat menyanyi dan menari dari ibunya, serta sudah berkesenian sejak kecil. Dia menekuni seni dengan lebih serius, ketika dia bergabung di Teater Satu Lampung bulan Januari 2018.

Paraning Kata tidak hanya berlatih seni peran, tapi dia juga belajar sastra, filsafat, psikologi, dan sedikit sains. Di sini pula, dia mendapat nama pena “Paraning Kata” dari sutradara Teater Satu Lampung, Iswadi Pratama.

Baca juga: Aksi Dance Kesya dan Devina Banyak Dihujat, Ternyata Berprestasi dan Diapresiasi oleh Agnez Mo hingga Mendikbud

Tahun 2019, Paraning Kata ikut sebuah komunitas tari hip hop di kotanya, Fellonation. Saat pandemi, lebih tepatnya pada bulan Agustus 2021, Paraning Kata menjadi penyiar di Radio Katolikana, radio Katolik WFH. Dia memulai sebuah program Ngobrol Seni di mana dia mengulas karya seni yang mendunia.

Di awal tahun 2024, Paraning Kata bekerja sebagai freelance content writer di ihwal.id. Sebagai seorang pengarang, Paraning Kata sudah menerbitkan buku yang berjudul Don’t Turn Off the Light (2024), sebuah kumpulan cering (cerita ringkas). Tanggal 13 Desember 2024, Paraning Kata dan Mudhir merilis single mereka, “Live life boujee”.

Live Life Boujee - Paraning Kata

Sekarang, Paraning Kata aktif di pelayanan gereja sebagai pemandu lagu, tim multimedia, dan pengurus Gerakan Pemuda di GPIB Marturia Lampung. Selain berkesenian, Paraning Kata juga berkecimpung di dunia kecantikan sebagai penata rias.

Dia baru saja menyelesaikan kursus tata rias pengantin Sunda Putri di LKP Dua Putri di bulan Desember 2024 dan mulai membuka jasa tata riasnya. Di Instagram dan Tiktok paraning_kata, dia melanjutkan konten Ngobrol Seni dalam bentuk video, konten feminisme postmodern, dan konten kecantikan.

Berbicara tentang lagu “Live life boujee”, ini merupakan single pertama Paraning Kata yang dibuat bersama Mudhir. Selama pandemi, Mudhir mengirim beberapa instrumental kepada Paraning Kata, sehingga Paraning Kata hanya perlu menulis dan menyanyikan lirik lagu.

Awalnya, Paraning Kata bingung, lirik apa yang harus ditulis. Lalu dia teringat dengan salah satu metode menulis yang pernah diajarkan Iswadi Pratama. Paraning Kata mengambil sebuah kertas kosong, kemudian menulis satu kata dengan huruf besar di tengah.

Dia menulis “KEMISKINAN” dan kata-kata lain yang berasosiasi dengan kata utamanya. Paraning Kata menyiapkan satu kata utama lagi di kertas lain, yaitu “HARAPAN” dan kata-kata lain yang berhubungan. Setelah mendapat banyak kata, Paraning Kata baru bisa membuat lirik lagu. Namun lagu ini sempat tertunda prosesnya karena kesibukan Mudhir dan Paraning Kata.

Baca juga: Unggah Karya Digital di 7 Website untuk Portofolio Berikut Ini!

Lirik “Live life boujee” berisi tentang impian seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana untuk menjadi miliarder dan hidup mewah. Maka dia menghayati dirinya sebagai seseorang yang berada.

Walaupun dia tidak hidup berkecukupan, gadis itu tetap berdandan, memakai baju yang modis, dan berpenampilan cantik. Dia tidak pernah melupakan cita-citanya untuk menjadi orang tajir. Selain itu, Paraning Kata juga mengkritik orang-orang yang anti kekayaan, menganggap kalau mereka adalah spiritualis abal-abal.

Di akhir lagu, Paraning Kata menyindir laki-laki yang sering mengajak perempuan untuk susah bersama. “Laki-laki selalu menjelaskan tipe idealnya. Mereka mau perempuan yang menemani mereka dari nol. Aku lebih pilih mati lajang di apartemen mewah. Aku pekerja keras, mereka hanya malas.” Begitu lirik yang ditulis Paraning Kata.